tuliskan contoh cerita romantis panjang!
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban lailahamzah
Jun 27 Cerita Cinta Sedih Patah Hati : Penantian PanjangTerpesona, ya aku begitu terpesona padanya...
melihat senyumnya, tatapan matanya, tutur katanya.....
semuanya, semua yang ada padanya membuatku terpesona,
begitu mengagumkan !!
Inikah yang dinamakan aku sedang kasmaran??
Jatuh cintakan aku pada dirinya?
Oh Tuhan........ aku tak mengerti, aku tak tahu apakah ini yang namanya cinta
Yang aku tahu... saat ini aku memujanya!
****
Aku Kirana, salah seorang siswi di sebuah sekolah menengah pertama yang terkemuka di kota ku, ini adalah tahun ke-2 ku di sini, dengan kata lain sekarang aku sedang duduk di bangku kelas VIII atau kelas 2 SMP. Aku bukan siswi yang populer, aku tidak cantik, tidak kaya, tidak pintar dan bukan seorang bintang sekolah, tapi.... ini adalah KISAH ku !!Tahun pertama ku di sekolah ini kurasakan biasa-biasa saja, tak ada cerita menarik, tak ada pengalaman yang berbeda dari biasanya dan tak ada hal-hal istimewa yang ku pelajari, semuanya berjalan sesuai alur waktu, mengalir seperti air, tak ada hambatan dan tak ada masalah. Untuk sesaat aku menikmati kebiasaan ku, karena bagi ku aku bukan orang yang istimewa, jadi tak akan ada sesuatu yang istimewa dalam hidupku...
Tapi... di tahun ke-2.... awal cerita ku,
“Anak-anak, hari ini ada murid baru yang akan masuk di kelas kita dan akan belajar bersama kalian di kelas ini mulai hari ini” ucap bu Nurma, wali kelas ku.
“Ibu harap kalian bisa menjadi teman yang baik dan saling menghargai” lanjut beliau
“iya bu guru....” riuh jawaban dari teman-teman se-kelas ku
“Dika, perkenalkan dirimu, baru setelah itu kamu mengisi bangku yang kosong sebelah sana” kata bu Nurma sambil menunjukkan bangku yang akan ditempati oleh si murid baru
“Baik bu’” angguknya pada bu Nurma dan melanjutkan “Nama ku Andika Nugraha, panggil aja Dika, aku pindahan dari Surabaya, mohon kerjasamanya”
“Ia, slamat datang Dika, semoga kamu betah disini” jawab si Haris ketua kelas ku
Itulah crita singkat awal kedatangannya, hari-hari terus berlalu, baru 1 minggu Dika di sekolah ini dia sudah menjadi buah bibir anak-anak satu sekolahan. Untuk sejenak aku tak peduli dengan apa yang mereka bicarakan, meski mereka bilang cakep, pintar, baik dan lain sebagainya tentang dia, tapi aku tetap tak peduli, untuk apa?? Toh bagi ku tetap semuanya terasa biasa saja.
****
Pada saat pelajaran keterampilan, kami diberi tugas kelompok untuk di kerjakan bersama kelompok masing-masing, dan ketika pembagian kelompok, nama ku dan nama Dika berada pada kelompok yang sama, aku tak kaget, toh itu biasa aja....
“Kita akan berkumpul di rumah Linda untuk mengerjakan tugas ini, gimana? Setuju gak?” Ucap sang ketua kelompok. Dan semua menyetujui
“ok, semua sepakat, kita akan mengerjakan tugas hari ini, jam 4 sore sampai selesai” lanjutnya lagi.
Hampir 3 jam kami mengerjakan tugas kelompok kami, namun belum juga selesai, waktu sudah menunjukkan jam 6 kurang 15 menit....
“Gimana kalau tugas ini kita lanjutkan besok saja? Ini sudah hampir magrib, kita harus bubar” tiba-tiba suara itu memecah keheningan kami, suaranya Dika.
Dan untuk pertama kalinya aku kaget mendengar suaranya, dan saat itu aku mulai memperhatikannya...
3 hari akhirnya tugas yang kami buat selesai, dan tiba saatnya untuk dikumpulkan dan mempresentasikannya. Aku dan Dika mendapat tugas untuk mempresentasikannya, menjelaskan apa yang kami buat dan apa kegunaannya.
Sejak saat itu Aku dan Dika semakin akrab, aku mulai merasa nyaman bersamanya, aku suka cara bicaranya, aku kagum dengan cara berpikirnya, dan aku terpesona melihat senyumannya...
****
Setiap pagi datang ke sekolah, orang yang pertama aku temui adalah Dika, begitupun sebaliknya Dika selalu datang menyapa ku sebelum ia ke bangku tempat duduknya. Dan kami menjadi sahabat. Sebagai sahabat, dika sangat perhatian pada ku, ia selalu mengajakku ke kantin bersama, pulang bareng, belajar bersama, bahkan ia selalu bertanya tentang tugas atau PR-PR ku, seperti hari ini...
“Ran, PR matematika mu sudah dikerjakan?” tanya Dika, karna dia tau betul kalau aku paling jarang ngerjain PR.
“udah sih Dik, tapi baru sebagian, karena aku gak tahu cara nyelesaiinnya...” jawabku polos saja
“Ya udah, nih salin aja punya ku, mumpung bel masuk belum berdering, ntar kamu kena hukuman lagi lho...” godanya sambil tersenyum dan menyodorkan buku PR-nya pada ku
Tak tunggu lama, aku langsung menyambar buku PR-nya “makasih ya Dik, kamu memang sahabatku yang super super baik, hahaha” balas ku menggodanya.
Perhatian Dika memang sangat luar biasa bagi ku, aku merasa dia lebih dari sahabat, meski aku tahu dimatanya aku hanyalah sahabat, dan akan selalu menjadi sahabat. Tapi bagi ku caranya memperhatikan ku lebih dari segalanya, bahkan orang tua ku tak pernah memberikan aku perhatian sebesar ini....