Ekonomi

Pertanyaan

-Menteri Perdagangan optimis
adanya ketetapan Harga Eceran Tertinggi
(HET) Beras yang sudah berlangsung sejak 1 September 2017 mampu menjaga inflasi. Hanya saja,
ekonom berpendapat tolok ukur keberhasilan HET tak hanya berasal dari situ.
Ekonom CORE Mohammad Faisal mengamini bahwa ket
etapan harga beras yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017 ini bisa menekan lonjakan inflasi lantaran daya beli masyarakat tak tergerus harga beras.
Akan tetapi, dia menyatakan bahwa selain daya beli masyarakat khususnya
Terhadap komoditas beras, keberadaan produsen juga perlu diperhatikan. Adanya penerapan HET tentunya berdampak terhadap kondisi produsen beras.
"Ukuran sukses (penerapan HET) itu kan bukan cuma dilihat dari sisi konsumen tapi juga
dari sisi produsen. Jadi
misalkan di konsumen harganya turun tapi berdampak menurunnya harga
beli di tingkat petani, ini justru merugikan produsen," kata dia ketika dihubungi Okezone
diJakarta.
Menurutnya, penerapan batas atas harga beras bisa dikatakan sukses apabila konsumen
danprodusen sama sama diuntungkan. Jika HET bisa menjaga harga beras tetap rendah dan menekaninflasi, tapi di tingkat produsen merugi, itu belum bisa disebut berhasil.
"Harus imbang, karena kalau harga di konsumen murah tapi harga beli di petani terlalu
rendah malah bisa menjadi disinsentif bagi petani untuk berproduksi," jelasnya.
Adapun, harga beras yang diatur berdasarkan HET, yakni untuk beras medium dan beras
premium wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi ditetapkan sebesar Rp9.450 per kilogram (kg) dan Rp12.800 per kg.Selanjutnya, untuk wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera sebesar
Rp9.950 per kg dan Rp13.300 per kg sedangkan Papua dan Maluku sebesar Rp10.250 per kg dan Rp13.600 per kg.14
"Selama beberapa tahun terakhir kebijakan tidak menguntungkan petani, tapi saya lihatdalam beberapa bulan terakhir NTP (nilai tukar petani) sudah mulai naik begitu juga upah buruh tani, mudah
-mudahan sudah mulai ada perbaikan," tandasnya.
Sumber:economy.okezone.com
1.Bagaimana kebijakan harga eceran tertinggi (HET) beras diterapkan dilihat dari analisis permintaan dan penawaran? Apakah ada pihak yang dirugikan atau diuntungkan atas
kebijakan tersebut? Buktikan secara grafis.
2.Apakah kebijakan HET dapat mempengaruhi tingkat inflasi di Indonesia? JelaskanalasanAnda secara komprehensif!
3.Jika pada satu waktu, Indonesia dilanda musim kemarau yang berkepanjangan sehinggaproduksi beras nasionalmengalami penurunan, apakah kebijakan
HET ini mampu mengatasi permasalahan tersebut?
Kebijakan apa yang dapat dilakukanpemerintah dalam mengatasi masalah tersebut

1 Jawaban

Pertanyaan Lainnya