teori masuk Islam dan pendiri kerajaan Pasai dan Aceh
B. Arab
chastar1
Pertanyaan
teori masuk Islam dan pendiri kerajaan Pasai dan Aceh
1 Jawaban
-
1. Jawaban atha133
Kerajaan Samudera Pasai yang terletak di sebelah timur Aceh telah menjadi Islam pada abad ke-13. Pendiri kerajaan ini adalah seorang kepala Gampong Samudera bernama Marah Silu. Setelah memeluk agama Islam, ia berganti nama menjadi Sultan Malik Al-Saleh. Ia wafat 1297 M. Kerajaan ini cukup strategis karena dilalui jalur perdagangan internasional yang mau menuju Malaka dan Maluku. Perekonomiannya mengandalkan lada. Komoditas perdagangan yang dicari bangsa Eropa, Arab, Cina ke Nusantara adalah cengkeh, lada. Kehidupan ekonominya cukup maju, yaitu mereka sudah mengenal sistem mata uang berupa koin emas. Kemunduran kerajaan ini disebabkan perang saudara dan diserang Portugis pada 1521.
Aceh pada abad ke-15 merupakan salah satu daerah yang kurang penting di Sumatera. Utara. Aceh bergabung dengan agama baru itu pada paruhan kedua abad ke-15 dan pada awal abad ke-16. Para penguasanya memulai serangkaian “perang jihad” yang membuat mereka mengontrol wilayah-wilayah penghasil lada di pantai barat daya Sumatera. Jadi, Aceh menyebarkan Islam sambil menjamin control ketat atas perdagangan lada. Pada pertengahan abad ke-16, Aceh bahkan menduduki kerajaan yang pernah terkenal dengannama Minangkabau dan meng-Islamkan raja serta rakyatnya (Vlekke, 2008; 104).
Kerajaan Aceh yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 merupakan kerajaan yang berlangsung cukup lama. Kerajaan ini bahkan memberikan perlawanan cukup sengit kepada pemerintah Kolonial Belanda. Kemunduran kerajaan ini terjadi karena makin menguatnya kekuasaan Kolonial Belanda di pulau Sumatera dan Selata Malaka. Lalu, banyak wilayah kekuasannya yang jatuh ke tangan Belanda, seperti Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus (1840) serta Bengkulu. Faktor lainnya yang cukup penting, yaitu adanya perebutan kekuasan di antara pewaris takhta kesultanan.