apa alasan pemerintah RI menasionalisasikan oe java bank menjadi bang indonesia
Sejarah
alvinoaj
Pertanyaan
apa alasan pemerintah RI menasionalisasikan oe java bank menjadi bang indonesia
1 Jawaban
-
1. Jawaban Tantri71
De Javasche Bank adalah bank sentral milik pemerintah Hindia Belanda yang di bentuk pada tanggal 11 Oktober 1827. Pada awalnya, pemerintah kolonial Belanda pada tahun1824 membentuk Nederlandsche Handels Maatschappij (NHM) untuk manangani ekspor hasil bumi dari Hindia Belanda. Karena perkebunan dan pertambangan memberikan hasil yang menguntungkan, dan usahanya naik dengan pesat, maka para pengusaha Belanda memerlukan sesuatu untuk membantu mereka dalam mengembangkan ussahanya. Kondisi keuangan di Hindia Belanda sedikit kacau. Maka itu dibtuuhkan sutu lembaga keuangan untuk mengatasi hal tersebut. Raja Willem I pun mengeluarkan oktroi (hak istimewa atau izin) yang menjadi dasar pembentukan De Javasche Bank pada tanggal 9 Desember 1826 sebagai bank fasilisator dan sirkulasi perdagangan Hindia Belanda. Dan Nederlandsche Handels Maatschappij pun juga menjadi salah satu penyetor awal De Javasche Bank. Modal pertamanya ialah sekitar satu juta gulden. Pada tanggal 11 Desember 1827, Komisaris Jendral Hindia Belanda Leonard Pierre Joseph Burggraaf Du Bus de Gisignies mengeluarkan Surat keputusan No. 28 tentang oktroi dan ketentuan-ketentuan mengenai De Javasche Bank. Kemudian pada tanggal 24 Desember 1828 dengan Surat Keputusan Komisaris Jendral Hilndia Belanda No.25 di tetapkan Akte Pendirian De Javasche Bank. Dan pada saat itu juga, telah diangkatnya Mr. C. De Haan sebagai Presiden De Javasche Bank. Oktroi ini berlaku selama 10 tahun di mulai dari 1 Januari 1828 sampai 31 Desember 1837 dan kemudian di perpanjang lagi sampai dengan 31 Maret 1838. Pada tanggal 11 Maret 1828, De Javasche Bank mencetak uang kertas untuk pertama kalinya yaitu senilai ƒ 1. 120.000,- dengan pecahan ƒ1000, ƒ500, ƒ300, ƒ200, ƒ100, ƒ 50, ƒ 25. Mereka juga ingin membuat pecahan uang dengan nilai yang lebih kecil lagi, tetapi mereka harus mengajukan izin permohonan kepada Gubernur Jendral yang kemudian akan di ajukan kembali ke Negeri Belanda. De Javasche Bank memiliki cabang di berbagai kota di Nusantara. Cabang pertama yang didirikan di luar Batavia ialah di Semarang dan Surabaya. Cabang kedua, De Javasche Bank membuka 5 kantor cabang di luar Jawa dan di Jawa, yaitu di Padang, Makassar, Cirebon, Solo, dan Pasuruan. Kemudian disusul juga pembukaan cabang di Yogyakarta. Pada saat Oktroi tahun keenam, De Javasche Bank melakukan pembaharuan akte Pendirian di hadapan Notaris Derk Bodde di Jakarta pada 22 Maret 1881. Dalam akte baru tersebut, De Javasche Bank mengubah statusnya menjadi Naamlooze Vennootschap (N.V). Dengan perubahan status tersebut Naamlooze Vennootschap De Javasche Bank dianggap sebagai perusahaan